Tzu Chi International
|
JEJAK TZU CHI DI SRI LANKA USAI TSUNAMI
alam waktu relatif singkat setelah Asia bagian Selatan dilanda tsunami,
di Sri Lanka, Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan serta menyalurkan berbagai
bantuan. Bahkan selama dua minggu Tzu Chi berhasil merealisasi rencana
jangka menengah dengan mendirikan Perkampungan Tenda Cinta Kasih, sedangkan
rencana jangka panjang akan dibangun 1.000 unit Perumahan Cinta Kasih
permanen.
Jejak Tzu Chi terus berlanjut. Sebuah rumah yang tadinya kosong di Hambantota,
sekarang dijadikan balai pengobatan sementara. Malahan sebulan kemudian,
tepatnya tanggal 20 Maret 2005, rumah ini berubah fungsi menjadi Kantor
Penghubung Tzu Chi daerah Hambantota. Letak kantor penghubung Tzu Chi
ini cukup strategis, berada di lingkungan rumah sakit terbesar Hambantota,
di tengah-tengah antara vihara dan masjid. Sekitar 70% penduduknya beragama
Islam, namun sejumlah gereja juga ada di sana.
Pada saat peresmian, gubernur, menteri negara bagian serta para bhikkhu
berterima kasih kepada Tzu Chi yang segera terjun menanggulangi bencana
pada saat pemerintah masih belum dapat berbuat banyak. Berkat ketekunan
relawan Tzu Chi, banyak penduduk setempat yang tertarik untuk ikut bergabung.
Pada hari peresmian, mereka hadir dan mempersembahkan bahasa isyarat Tiga
Tiada di Dunia (Tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang
tidak saya sayangi, dan tiada orang yang tidak saya maafkan). Belasan
relawan ini mengenakan pakaian mereka yang terindah, memakai rompi relawan,
dan mengenakan tasbih bergambar foto Master Cheng Yen.
|
Kantor penghubung Tzu Chi di Hambantota ini dimulai dari
nol. Dengan kerja keras para relawan dari segenap penjuru, akhirnya berkembang
menjadi seperti sekarang. Bantuan penanggulangan bencana dari Tzu Chi
ternyata bukan saja memberi manfaat bagi korban bencana, tetapi juga membawa
berkah bagi penduduk sekitarnya.
Ketika acara usai dan undangan semakin berkurang, seorang bapak dan ibu
yang mengenakan rompi relawan datang menggandeng seorang anak perempuan
berusia sekitar 11 tahun. Chamini namanya. Bocah itu dengan lincah bergegas
masuk ke kantor dengan membawa selembar lukisan hasil karyanya sambil
berkata, “I want to give it to Master!” Karena anak perempuan
kecil ini menyukai figur Buddha, maka dilukislah gambar Buddha untuk hadiah
Master. Dalam lubuk hati anak itu, Master bagaikan Buddha yang welas asih.
• tzu chi.com
PERMATA DARI KAWASAN BERBAHAYA
Dewasa ini, di Afrika Selatan kerap terjadi kekerasan dan kejahatan, terutama
di Desa Ntuzuma. Orang luar menyebutnya sebagai “kawasan berbahaya”
dan takut untuk mendekatinya. Namun hari itu, tanggal 1 Maret 2005, Tzu
Chi dengan mengadakan kegiatan pemberkatan “Cinta Kasih Menyebar
ke Penjuru Dunia”, tidak saja dapat menghimpun dana amal, melainkan
juga membangkitkan benih kebajikan.
Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 40 tamu berkulit hitam. Mereka
begitu antusias mendengarkan ceramah Master Cheng Yen dalam tayangan video
“Gladys” yang telah diterjemahkan ke bahasa Zulu. Selanjutnya
diperlihatkan pula peristiwa bencana tsunami yang melanda Asia bagian
Selatan. Suasana begitu hening. Sementara di luar, sinar surya tengah
hari pada musim panas demikian menyengat menjadikan cucuran keringat membasahi
badan, memaksa para peserta mengipas-ngipaskan sapu tangan. Namun tak
seorang pun yang beranjak.
Kendati hawa panas mengakibatkan ruang beratap seng itu bagaikan sebuah
tungku, namun hal itu tidak menyurutkan semangat. Mereka malah memberi
sambutan tak terkira atas himbauan Master, “Cinta kasih menyebar
ke Asia bagian Selatan, kasih sayang menghibur luka penderitaan”.
Mereka menyumbangkan 5 karung hasil kerajinan tangan, termasuk perhiasan,
untuk dijual pada acara amal.
Ibu Ngengela berikrar, mereka akan lebih giat membuat kerajinan dengan
jumlah banyak untuk amal. Cinta kasih telah membuktikan bahwa watak dasar
manusia adalah bijak, bukan karena miskin dan beda warna kulit lalu menjadi
berlainan.
• tzu chi.com
|
PEMBANGUNAN SEKOLAH DI BAM, IRAN
Sudah hampir setahun berlalu Iran diguncang gempa yang dahsyat. Sejak
saat itu pula, Tzu Chi membantu pembangunan “Proyek Harapan”
di Bam, Iran. Proyek ini diantaranya adalah memberikan subsidi pembangunan
kembali sekolah yang rusak akibat gempa.
Pada tanggal 28 April 2005 lalu, Tzu Chi melakukan upacara peletakan batu
pertama sebuah sekolah di Bam. Ada 5 sekolah yang mendapat subsidi dari
Tzu Chi. Tidak kurang dari 2.000 siswa serta guru dengan penuh keyakinan
menanti berdirinya sekolah baru mereka.
Hingga kini pihak yang masih terus mendukung rehabilitasi Bam hanya tinggal
Tzu Chi, pemerintah Jepang, Ceko, Belanda, Turki, dan Palang Merah. Di
daerah Bam akan dibangun kembali 114 sekolah dengan 758 kelas. Tzu Chi
menangani 5 sekolah yang masing-masing berkapasitas 43 kelas.
Kepala sekolah SMU putri Motahari menyatakan, kegiatan belajar siswanya
yang berjumlah lebih dari 300 orang terpaksa dilangsungkan dalam sebuah
kontainer. Pada saat musim dingin, mereka menggigil kedinginan, sebaliknya
saat musim panas hawanya panas membakar. • tzu chi.com
|